HiStats

Selasa, 10 April 2018

B2B Exchange

B2B Exchanges

Definition

Business-to-Business (B2B) exchanges are electronic marketplaces in the Internet where suppliers and buyers interact to conduct transactions. B2B marketplaces can be defined as a World Wide Web site where goods and services can be bought from a wide range of suppliers.1)
Online exchanges vary according to the size and number of companies using them and the type of commodity traded. There are successful exchanges in markets as diverse as energy, textiles and logistics. Online exchanges allow participants to trade straightforwardly with a wide variety of buyers and sellers. Two of the biggest factors driving the growth of exchanges are that large businesses can use them to reduce stock holdings while small businesses can bid collectively to earn volume discounts or to jointly deliver a large contract.

Types of Marketplaces / Exchanges

There are three types of e-marketplaces marketplaces based around a specific industry sectors; marketplaces based around products and services; marketplaces focused on the functions.2)
  1. Marketplaces based around a specific industry sectors are called vertical marketplaces. Petroleum industry is an example. Those help buyers source goods and services that are largely specific to industries.
  2. The type of marketplace which is formed around a wider supply market that cuts across several industries is called horizontal marketplace. Examples include the marketplaces for maintenance, repair and operating (MRO) goods such as safety and office supplies. The value of the horizontal marketplaces is that they efficiently match the needs of the one with the offerings of the other.
  3. The marketplaces focusing on functions gain value from concentrating functional capabilities and quality services. For example they help HR departments manage employee benefits; help companies dispose of excess inventory and so on.

Benefits and effects of Exchanges

  • expand everyone’s market reach
  • generate lower prices for buyers
  • cut the costs of buyers’ operations
  • higher potential profits for manufacturers with lower procurement costs
  • Increase extent and liquidity in the market
  • Lower inventory requirements
  • Greater transparency and more orderly markets
  • Elimination of geographical and time zone barriers
  • Removal of distribution channel blockages such as agents and brokers

Barriers in Usage

Trust is an important issue for B2B e-marketplaces. The most important trust issues for participation in B2B e-marketplaces are the following3):
  • security,
  • confidentiality,
  • transparency, in particular of the terms and conditions of the contract and the transaction procedure.

Trading modells for B2B exchanges

  1. Catalogue aggregators – must be neutral, independent sites that are operated by a third party if they are to bring many competing sellers together to earn buyers trust in the information on the site.
  2. Post an browse (one–on–one negotiation) – just like a private members room, apost and browse function creates a virtual community, a group of people interested in buying or selling a particular productthat make a connection through a web based bulletin board.
  3. Auction markets – the ability of multiple buyers and sellers to collectively set price for a wide range of people and services represents a radical departure from the older, fixed price model in industrial age. Buyers and sellers driven auctions will became popular because of the scale, reach, interactive and real time attributes afforded by the internet.
  4. Continuous auto execution systems – work only for the same standardize products with high liquidity.4)

Examples of B2B Sites

  • http://Steeltrading.com Based in Switzerland, Steeltrading.com is the market leader of European B2B exchanges in the steel industry; it allows both steel buyers and sellers to initiate, negotiate, and conclude transactions online. Its platform also provides other services, which directly affect firms’ complementary processes.
  • http://1city.biz A digital platform that primarily manages auctions for large customers, 1city.biz recently launched a new initiative, called the “Procurement Executive Circle,” that may have a greater effect on the networking capabilities of participants.
  • http://Bravobuild.com - construction business
  • B2B EXCHANGE APPAREL ACTIVITY - customers like Liz Claiborne, Federated, Saks, Department of Defense
  • http://www.globalnetxchange.com(GNX) - e-Business marketplace for the global retail industry established as a joint venture by Sears, Roebuck & Co. and Carrefour and Oracle Corporation. GlobalNetXchange provides a platform for trading partners to collaborate at Internet-speed and services including a global retail goods marketplace, supply chain management, trading partners’ directories and process transformation. Customers like Sears, Carrefour, Metro Group.
  • http://www.wwre.org Worldwide Retail Exchange (WWRE) - enables retailers and suppliers in the food, general merchandise, textile/home, and drugstore sectors to substantially reduce costs across product development, e-Procurement, and supply chain processes. Customers like Target, Gap, JCPenney
  • http://www.sciquest.com mediates transactions between participants in the hub – model is aggregation.
  • http://www.e-steel.com is a vertical industry portal for buying and selling that provides access to industry news, information and resources.
  • http://www.onemediaplace.com is a functional hub allowing companies in different industries to do media buying.
  • http://www.paperexchange.com attempts to match of supply and demand for paper.
  • http://www.acdelco.com is a GM initiative to support parts acquisition.

Senin, 09 April 2018

Contoh Masing-Masing Dari B2B Exchange E-Commerce

Contoh Masing-Masing Dari B2B Exchange E-Commerce

B2B (Business to Business) Exchange

Gagasan dasar dari B2B (Business to Business) Exchange adalah membuat suatu perusahaan lebih mudah untuk menemukan barang-barang atau peralatan yang mereka butuhkan, bertransaksi dengan cepat dan lengkap, dan untuk menyimpan uang sampai ada produk yang diperjual-belikan dengan skala besar.

Klasifikasi B2B (Business to Business) Exchange

Systematic Sourcing :  pembelian dilaksanakan dalam jangka panjang (hubungan antar supplier dengan pembeli).
Spot Sourcing             :  pembelian tidak direncanakan, dibuat seperti membeli kebutuhan.
Vertical Exchange      :  suatu pertukaran yang anggotanya adalah di (dalam) [satu/orang] industry atau industry segmen.
Horizontal Exchange :  suatu pertukaran yang menangani material menukar/menambah beberapa industry yang berbeda.

Contoh
Systematic Sourcing: Hubungan Buyer-Supplier dalam Konsep Lean Enterprise

Dalam Lean, hubungan pembelian dan penjualan haruslah memberikan value bagi kedua belah pihak, buyer dan supplier. Untuk memenuhinya, sangat penting dan masuk akal jika supplier diberikan ‘alat’ dan kemampuan untuk sukses. Pertama-tama, segala yang terjadi antara kedua pihak harus transparan. Artinya, buyer harus mengetahui berapa modal yang harus dikeluarkan supplier untuk memproduksi komponen yang dibelinya. Fokus buyer bukan lagi memaksimalkan profitnya sendiri dan meminimalisir profit supplier. Kedua perusahaan harus bekerjasama dalam meningkatkan value secara keseluruhan.

Harga dari tiap-tiap item memang tidak harus dijabarkan dalam kontrak outsource yang disiapkan supplier; namun kontrak tersebut harus menyebutkan metode yang digunakan untuk menentukan harga-harga. Buyer dan supplier harus membuat kesepakatan dalam penentuan harga. Harga, misalnya, dapat ditentukan berdasarkan modal supplier ditambah presentase profit yang masuk akal. Harga yang ada, jika memungkinkan, dapat diturunkan dengan beberapa cara. Salah satu cara adalah dengan program productivity improvement. Buyer dapat menantang supplier untuk menurunkan harga dengan menjalankan program Lean Six Sigma yang dapat membantu menghemat biaya dan meningkatkan produktifitas. Jika program dijalankan bersama-sama, bentuk-bentuk gain-sharing yang akan digunakan harus jelas dijabarkan dan dipahami kedua pihak.

Metode Improvement untuk Kualitas Hubungan Buyer-Supplier

Seperti yang dilakukan oleh Toyota dengan para pemasoknya, buyer harus memastikan bahwa supplier memiliki tools dan kemampuan yang cukup untuk melakukan perbaikan (program improvement). Sebuah organisasi yang Lean harus membantu supplier-suppliernya dalam melakukan beberapa aktifitas improvement, seperti:

Pelatihan dan implementasi Value Stream Mapping (VSM)
Pelatihan dan implementasi 5S
Melakukan Kaizen event yang fokus kepada cellular manufacturing / one-piece flow, Total Productive Maintenance (TPM), quick changeover (SMED), dan tool dasar Lean lainnya.
Melakukan set-up sistem Kanban.
Jika sebuah perusahaan melakukan investasi yang sedemikian rupa dengan para suppliernya, lingkungan jual beli yang terbentuk akan dipenuhi oleh rasa saling percaya dan kondisi yang dibutuhkan untuk sukses bagi supplier akan tercipta dengan sendirinya. Jika organisasi supplier mengalami kesuksesan, supply chain mereka juga akan membaik; secara keseluruhan, lead time, inventori dan biaya-biaya modal akan dapat dihemat.

Spot Sourcing: Spot sourcing atau pembelian tidak direncanakan dibuat seperti membeli kebutuhan. sesuatu yang tidak bisa di rencanakan atau kebutuhan dadakan contohnya seperti anda membeli sapu karena sapu yang anda gunakan rusak dan anda harus menyapu saat itu juga berarti itu sama dengan anda tidak tau kalau hal itu akan terjadi

Vertical Exchange: Pertukaran yang terjadi antara perusahaan yang membutuhkan material langsung dalam pembuatan produknya. Contoh : perusahaan mie membutuhkan tepung dari perusahaan lain untuk membuat produknya.

Horizontal Exchange: Menjual produk yang tujuannya bukan pada perusahaan khusus melainkan untuk dipakai secara umum oleh banyak perusahaan.

Jadi itulah penjelasan mengenai Contoh Masing-Masing Dari B2B Exchange E-Commerce






sumber: https://bahankuliahonline.files.wordpress.com/2012/03/03_business-to-business.pdf
               https://meochan11.wordpress.com/category/electronic-commerce-ec/business-to-bussiness-b2b/
               http://shiftindonesia.com/hubungan-buyer-dan-supplier-dalam-konsep-lean/      
               http://hendrarizkiramadhan.blog.binusian.org/2014/05/21/e-commerce/

Senin, 26 Maret 2018

Perbandingan Toko Online Marketplace Di Indonesia


 Perbandingan Toko Online Marketplace Di Indonesia

Membuat perbandingan market place tokopedia, bukalapak, lazada dan shopee. Perbandingan mengenai kemudahan menelusuri produk dan fitur menggunakan aplikasi market place bagi user baru!

Saat ini belanja melalui online sudah tidak asing lagi dan bukan suatu hal yang rumit untuk dilakukan, ditambah dengan munculnya pasar ecommerce marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia dan Bukalapak semakin memanjakan kita dalam hal berbelanja online. Begitupun sebaliknya pelapak yang menjajahkan produknya melalui situs marketplace tersebut sangat di untungkan.

Namun tahukah kamu jika disetiap situs tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Berikut Perbandingan Tokopedia,Shopee,Bukalapak dan Lazada
Marketplace Shopee, Tokopedia Dan Bukalapak.
Kita sudah tahu kelebihan-kelebihan ketiganya yang identik seperti harga termurah (karena penjual tidak dikenakan biaya administrasi). Sistem yang transparan (karena kita langsung berhubungan dengan seller), dan transaksi yang jauh lebih aman (karena menggunakan rekening escrow).

Namun ada beberapa perbedaan yang menarik untuk dibahas baik dari segi buyer dan seller yaitu :

1. Keharusan mendaftar atau membuat akun (register)


Di Tokopedia kita wajib memiliki akun untuk berbelanja, artinya kita harus melakukan register terlebih dahulu sedangkan akun yang sudah terdaftar nantinya tidak akan bisa kita hapus (Tokopedia tidak menyediakan opsi untuk mendelete akun), jadi akun yang tidak terpakai ya tinggal di diamkan saja.

Shopee
Sedangkan jika belanja melalui Shopee pun sama diharuskan memiliki akun terlebih dahulu untuk berbelanja, artinya sama seperti Tokopedia, Untuk penghapusan akun Shopee Anda harus menunggu 2x24 jam.


Bukalapak
Sedangkan di Bukalapak ada pilihan untuk “beli tanpa daftar”, walaupun ujung ujungnya tetap harus menggunakan email dan konfirmasi pembayaran seperti biasa, namun jelas lebih cepat dan praktis untuk mereka yang baru pertama kali belanja atau jarang berbelanja online di marketplace.



Perbandingan Antara Shopee, Tokopedia Dan Bukalapak
Memang untuk kedepannya jauh lebih baik mendaftarkan akun sehingga tidak perlu repot mengisi data-data kembali, namun tidak ada salahnya bukan memberikan opsi tambahan untuk “membeli tanpa register” kepada user, toh tidak semua user suka mendaftar karena nantinya bisa dijejali email/promosi produk yang sangat mengganggu.

2. Order Sebagai Dropshipper

Ini adalah salah satu kelebihan yang paling saya suka dari Tokopedia Dan Shopee, yaitu terdapat “kolom dropshipper” sehingga siapapun bisa membantu menjualkan produk-produk yang kita pasang.

Saya sangat sering melihat reseller menggunakan fitur ini (dropship), hampir 50% penjualan saya diorder oleh dropshipper. Fitur yang sangat simpel namun begitu powerfull, tampilannya pun tidak muluk-muluk, user hanya perlu memasukkan nama dan nomor telepon.

Sedangkan Bukalapak tidak menyediakan opsi ini, padahal di Indonesia banyak sekali reseller dan dropshipper (perkiraan saya sekitar 50-60% penjual online adalah reseller).

Mengapa fitur ini begitu penting? Karena :


·                     Memperluas market penjual diluar marketplace (pastinya reseller akan mempromosikan produk tersebut di channel marketing lain).
·                     Membuka peluang usaha untuk mereka yang ingin menjual secara online (toko online) dan sekaligus belajar menganalisa market/pasar yang ada.

Salah satu penyebab Tokopedia, Shopee, Bukalapak bisa mendominasi e-commerce dalam negeri ini adalah karena marketplace menawarkan harga termurah dibandingkan
situs e-commerce lainnnya seperti B2C bahkan daily deals.

Dan saya berani katakan penyebab Tokopedia dan Shopee sedikit lebih unggul dari Bukalapak sampai saat ini adalah karena adanya fitur dropship ini (ini hanya pendapat saya pribadi), percaya atau tidak Bukalapak membunuh momentumnya sendiri karena tidak memberikan kesempatan bagi dropshipper untuk berpartisipasi di platform mereka.



3. Tampilan Antarmuka (UI)

Tidak banyak yang ingin saya bahas mengenai user interface karena setiap orang memiliki seleranya sendiri-sendiri, diluar sana sudah banyak artikel yang membandingkan tampilan UI keduanya seperti penjelasan warna, menu dan UX nya.

Ini hanya referensi saya pribadi, tampilan dan pengalaman menggunakan Tokopedia jauh lebih simpel, ringan, elegan dan intuitif, itulah kesan pertama kali saya menggunakan Tokopedia, Sedangkan Shopee mendominasi warna orange disetiap sisinya namun terasa berat. Sedangkan Bukalapak walaupun termasuk ringan entah kenapa saya kurang sreg dengan warna ungu di Bukalapak, identik warna janda yang ditampilkan serta menu-menunya yang sedikit membingungkan dan kurang intuitif.
Lazada Tampilan lazada.co.id terbilang familiar dan mirip dengan website marketplace pada umumnya di Indonesia.
Halaman depan pada lazada.co.id menampilkan promo dan produk, ketika pelanggan mengunjungi website lazada.co.id akan langsung dihadapkan pada promo – promo menarik yang sedang berlangsung, ketika kursor di scroll ke bawah maka akan muncul tampilan berbagai produk menarik yang tersusun dalam masing – masing kategori. Yang menarik pada halaman depan lazada.co.id adalah penempatan produk yang berada di dalam sebuah layout, setiap layout memiliki kategori masing - masing yang  berisi sub kategori yang berada di samping kiri dan highlight produk di sebelah kanan.
Pada halaman kategori produk lazada.co.id menampilkan seluruh seri produk, setiap produk pada halaman ini menampilkan gambar produk, nama produk, harga, serta diskon. Pelanggan juga bisa membeli poduk pada halaman ini langsung tanpa melihat lebih detail terlebih dahulu dengan mengklik “Beli Sekarang” yang ada pada bagian bawah produk tersebut.
Halaman lengkap atau detail page produk yang ada pada lazada.co.id sangat user friendly dengan menampilkan gambar produk, detail produk, pilihan produk, dan spesifikasi produk. Bagian bawah dari halaman ini terdapat rekomendasi produk, tetapi menurut saya rekomendasi produk yang ada di halaman ini kurang interaktif, karena tidak berkaitan dengan produk yang ada pada halaman tersebut.
Header pada lazada.co.id sangat familiar dengan sebagian marketplace di Indonesia. Terdapat dua header yang ada pada lazada.co.id, navigation header, dan main header. Navigation header terdapat menu customer care, status order, login, dan daftar. Sedangkan pada main header terdapat logo lazada di sebelah kanan, kotak pencarian di tengah, dan keranjang belanja di sebelah kiri. Jika sedang berada pada halaman detail produk, main header ini terdapat menu dropdown yang berfungsi sebagai akses cepat untuk menuju ke berbagai kategori, di sebelah kiri menu dropdown juga terdapat breadcrumb atau navigasi menu.
Pada bagian footer lazada.co.id menampilkan menu yang memuat seluruh informasi perusahaan, dan layanan pelanggan yang diberikan.
Kekurangan pada sisi interface lazada.co.id yaitu template websitenya kurang responsif, sehingga ketika pelanggan dengan menggunakan pc yang memiliki ukuran monitor kurang dari 14 inch hanya dapat melihat website pada sisi kiri saja.
 










4. Kode Unik Transaksi Dan Selang Waktu Pembayaran

Saya memang sudah lama tidak berbelanja di Tokopedia, Shopee apalagi Bukalapak. Dan Lazada Namun seingat saya :

Tokopedia
Menggunakan 2 digit kode unik (dan uang inipun akan kembali ke saldo Tokopedia kita). Metode Pembayaran termasuk mudah dipahami.

Shopee
Bagi yang belum terbiasa berbelanja melalui Shopee ini, memang saya akui untuk metode pembayaran transfer Bank di mesin ATM bisa di bilang terlalu sulit bagi yang belum pernah. Maka bagi yang baru berbelanja dari Shopee lebih baik gunakan Metode pembayaran melalui Minimarket saja seperti Alfamart atau Indomart terdekat.

Bukalapak
Bukalapak menggunakan 3 digit kode unik (cenderung lebih merugikan dan dana ini tidak dikembalikan sama sekali). Selang waktu pembayaran (saat itu) hanya 10 jam. Namun mudah di pahami.

Lazada
Lazada Menggunakan 3 digit code unik dan sangat mudah di pahami Metode Pembayaran yang mudah karena kita bisa bayar di tempat












5. Perbandingan Chating Obrolan Shopee, Tokopedia, Bukalapak Dan Lazada

Shopee memiliki kelebihan yaitu seller bisa mengirikan foto dari luar produk, kata lain bisa kirim foto langsung dari galeri Hp ke ke dalam chating aplikasi shopee.

Bukalapak pun menyediakan fitur ini "send picture galery" sama seperti Shopee

Sayangnya 
Tokopedia hanya bisa mengirimkan foto yang sesuai produk di dalamnya saja (tidak bisa ambil foto dari galery hp) itupun masih berbentuk scrip/link produk ketika terkirim ke pelanggan jadi memang sangat menyusahkan bagi reseller atau penjual
Lazada Tidak Memberikan fitur chat kepada penjual dan hanya bisa telfon atau email ke customer service




6. Layanan Push atau mengiklankan produk.

Tokopedia
Baru baru ini sudah menyediakan opsi ini, yaitu TopAds dan pengaturannyapun terbilang sangat mudah bisa dilakukan langsung dari dalam aplilkasinya, jenis iklan di tokopedia termasuk recomended karena produk kita bisa muncul di mana saja.

Shopee
Iklanku Shopee bisa Anda manfaatkan, hanya saja, kita harus mengunjungi situs Shopee versi deskop untuk menjalankan Push/Iklankan Produk. Jika masih awan hal ini terlalu sulit dan tidak mudah di pahami. Jenis iklan Shopee yaitu hany mengandalkan keyword/kata kunci, #hastag, dimana iklan produk akan muncul ketika pengunjung mengetik kata kunci #hastag yang ada di dalam descripsi produk shopee.

Bukalapak
Tentu kita semua sudah tahu bahwa Bukalapak sedari awal sudah menyediakan fitur ini bagi para pelapaknya. Setiap kita Upload produk terbaru fitur ini akan muncul PUSH/Iklankan Produk dengan nominal klik yang di inginkan, namun tetap saja agar push bisa digunakan, kita harus membeli terlebih dahulu berapa push yang akan kita gunakan sebagai iklan produk, semakin tinggi nilai pengeluaran iklan semakin besar kemungkinan iklan akan muncul di banyak tempat. Jenis iklan Bukalapak sama seperti Tokopedia.

Lazada
Untuk Lazada Saya Belom terlalu paham system iklan produknya





















7. Upload Gambar 

Shopee
Menyediakan hingga 9 frame gambar produk yang bisa di isi. Dan bisa lebih leluasa ketika menamakan produknya dengan judul/ nama yang sama dari satu produk dengan produk lainnya.

Tokopedia
Hanya tersedia 5 frame gambar produk saja yang bisa di isi. Membolehkan atau ada larangan untuk menamakan dari satu produk ke produk lainnya.

Bukalapak
Menyediakan 5 frame sama seperti Tokopedia, namun tidak mengizinkan nama produk dengan judul yang sama (di tolak).

Lazada
Ada dua cara mengupload produk di Lazada , yaitu dengan cara manual lewat seller center dan dengan cara Mass Upload atau Upload Massal .


8. Biaya Ongkos kirim


Shopee
Dari awal masuknya shopee ke indonesia hingga saat ini slalu menawarkan ongkir gratis yang bisa di nikmati bagi para penggunanya. Walaupun faktanya hanya subsidi 30-50rb / setiap pembelian produk dengan nominal harga yang di tentukan berlaku 1 kali digunakan untuk 1 akun  (sewaktu-waktu bisa saja berubah) walaupun begitu nyatanya memang sangat membantu bagi seller dan reseller.

Tokopedia
Menawarkan free ongkir ketika Event saja, hal yang harus di lakukan dalah opsi opsi tertentu seperti contohnya wajib "masukan kode promo" dan kadang pemberitahuannya kurang diketahui bagi para buyer yang masih awam.

Bukalapak
Masih kurang transparan ketika mengadakan free ongkir, dan jarang sekali mengadakan event seperti gratis ongkos pengiriman. (kita tunggu saja)

Lazada
Lazada Menawarkan Free Ongkir untuk minimum pembelian dan Ongkir dengan Berbeda harga untuk setiap daerah

9. Notifikasi Stok Produk


Shopee
Secara otomatis akan berkurang ketika stok produk laku terjual. Artinya kita bisa langsung mengetahui melalui notifikasi pemberitahuan "stok produk habis".

Tokopedia
Walaupun tersedia untuk fitur stok produk namun tidak berkurang secara otomatis ketika produk habis laku terjual. Tanpa adanya notifikasi pemberitahuan "stok produk habis terjual".

Bukalapak
Tidak tersedia fitur stok produk. Pelapak hanya bisa melampirkan jumblah stok di setiap descripsi produk.

Lazada: Tidak ada fitur stok produk







10. Layanan Kontak Pengaduan


Shopee
Lebih mudah ketika ingin mengajukan komplain langsung ke Customer Service Shopee, melalui pesan email, ataupun telepon.

Tokopedia
Pengaduan di Tokopedia bisa dibilang sama seperti shopee, hanya saja jika keluhan yang di kirim melalui pesan email respon yang di dapat terbilang cukup lama.

Bukalapak
Untuk Bukalapak sendiri saya masih belum mengetahui cara komplain ketika mengalami permasalahan. Hanya tersedia nomor telp Customer Service yang bisa di hubgungi, yang pada umumnya akan memakan biaya pulsa ketika melalui telepon.

Lazada:
Untuk Lazada pengaduan bisa dilakukan kepada customer service melalui email atau sms setau saya

11. Reputasi Penjual/Merchant

Saya sangat suka dengan sistem Tokopedia dan Shopee dimana semuanya transparan bahkan pembelipun juga memiliki reputasinya sendiri. Setiap produk memiliki reviewnya masing-masing (terpisah) dan hasil feedback akan terkunci tidak bisa dihapus/ diedit sama sekali.

Jelas ini memudahkan buyer dalam menentukan reputasi toko yang ada, namun kekurangannya adalah pembeli itu suka aneh-aneh, transaksi sudah berjalan lancar namun mereka hanya memberikan rating 3/5 bahkan ada yang memberikan reputasi 1/5 dan reviewnya adalah "terima kasih barang sudah sampai sesuai deskripsi, puas dan top deh”.

Perbandingan Toko Online Marketplace Di Indonesia


Senin, 12 Maret 2018

Menjajal Lebih Dalam Xiaomi Redmi 4X

Desain

Sejak Apple menyediakan warna Jet Black untuk iPhone 7 dan 7 Plus tahun lalu, warna hitam tampaknya menjadi primadona. Setelah mencoba menggunakan Xiaomi Redmi 4X, yang kebetulan berwarna hitam, saya mengerti mengapa hitam menjadi tren baru di industri smartphone.



Warna hitam membuat Redmi 4X terlihat elegan, meski sebagai smartphone kelas menengah, ponsel ini tidak memiliki sesuatu yang istimewa pada desainnya. Bodinya agak tebal, walau dengan ukuran layar 5 inci, ia tetap terasa sangat pas di genggaman.

Ponsel seperti Redmi 4X dan Redmi 4A membuat saya mulai menyukai smartphone berukuran 5 inci daripada 5,5 inci karena ponsel menjadi lebih mudah digenggam dan digunakan dengan satu tangan. Sama seperti Redmi 4A, Redmi 4X memiliki tombol volume dan power di sebelah kanan.



Di bagian bawah, Anda akan menemukan lubang speaker di sebelah kiri dan kanan, mengapit port USB Type-A. Sementara port audio dapat Anda temukan pada bagian atas. Berbentuk lingkaran, pemindai sidik jari Redmi 4X disematkan pada bagian belakang tengah.

 

Software & Antarmuka

Jangan ubah apa yang tidak rusak. Tampaknya Xiaomi memegang teguh prinsip tersebut. Redmi 4X masih menggunakan Android Marshmallow yang dilapisi dengan MIUI 8.2. Saat pertama kali muncul, kemudahan untuk menyesuaikan tampilan pada MIUI membuat Xiaomi tampil menonjol. Namun, sejak saat itu, tidak ada perubahan drastis yang terjadi.

Ini kabar baik jika Anda adalah penggemar sejati Xiaomi atau memang suka dengan antarmukanya. Sayangnya, untuk sebagian orang, antarmuka yang ditawarkan perusahaan asal Tiongkok itu justru terlihat membosankan. Saya salah satunya.

Selain itu, Redmi 4X juga masih menggunakan Andorid 6.0 Marshmallow. Meskipun tidak ada yang salah dengan Marshmallow, saya berharap Xiaomi akan meluncurkan update untuk Nougat secepatnya. Tidak hanya karena Google berencana untuk meluncurkan Android O tahun ini, tapi juga karena Nougat sudah dilengkapi dengan multitasking, fitur yang sangat sering saya gunakan dalam kegiatan sehari-hari.



Redmi 4X sudah dilengkapi dengan dual apps. Pengaturan ini bisa Anda temukan pada bagian settings. Berbeda dengan dual apps pada Redmi 4A, yang akan membawa Anda ke layar home kedua, fitur dual apps pada Redmi 4X lebih berfungsi layaknya kloning.

Anda bisa memilih apa saja aplikasi yang hendak Anda kloning, memungkinkan Anda menggunakan 2 akun media sosial atau aplikasi pengirim pesan dalam satu ponsel.

 

Kamera & Video

Meskipun memiliki harga yang sedikit lebih tinggi dari Redmi 4A, Redmi 4X tidak menawarkan fitur kamera yang lebih banyak. Sama seperti saudaranya, ponsel ini tidak kaya dengan fitur kamera.

Walau Redmi 4X sudah dilengkapi dengan fitur kamera manual, tapi Anda hanya bisa mengubah white balance dan ISO. Jauh berbeda dengan smartphone lain yang memang mengunggulkan kamera sebagai, seperti Nubia M2 misalnya. Tapi, keduanya memang ada di rentang harga yang berbeda.

Sama seperti Xiaomi Redmi 4A, saya menemukan bahwa gambar yang diambil dengan kamera belakang 13MP milik Redmi 4X masih cukup tajam ketika mengambil gambar di luar rungan dengan cahaya terang. Gambar yang diambil menggunakan kamera depan 5MP-nya pun tidak buruk. Ia juga sudah dilengkapi dengan fitur Beautify.







Namun, jika gambar di ambil dalam keadaan cahaya minim, maka akan mulai terlihat banyak noise pada gambar. Kamera belakang Redmi 4X memang dilengkapi flash, tapi gambar yang diambil dengan flash justru terlihat aneh, seolah cahaya tidak merata. Anda bisa melihat perbandingan foto di malam hari tanpa flash dan dengan flash di bawah.


Tanpa flash.


Dengan flash.


Xiaomi melengkapi Redmi 4X dengan banyak filter, mulai dari color pop, rustic, icy, hingga filter seperti fisheye, yang akan menambahkan efek pada foto seolah-olah gambar diambil menggunakan lensa fisheye. Di bawah ini adalah foto menggunakan efek sketch.



 

Performa & Baterai


Satu-satunya kendala yang saya temui saat menggunakan Redmi 4X selama 2 minggu adalah pemindai sidik jari yang memakan waktu agak lama untuk membuka kunci ponsel. Hal ini terasa saat saya mengaktifkan fitur Lock apps. Seperti namanya, aplikasi ini memungkinkan saya mengunci aplikasi-aplikasi tertentu, sehingga ia hanya bisa dibuka menggunakan pemindai sidik jari atau password.

Selama penggunaan sehari-hari, Redmi 4X sudah lebih dari cukup. Dengan Qualcomm Snapdragon 435 dan RAM 3GB, ia sudah cukup kuat untuk dibuat bermain Asphalt 8: Airbornes. Menjelajah internet, mengambil foto, mengetik pada catatan, saya bisa berganti dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan mulus. Hanya saja, beberapa kali saya mengalami aplikasi crash saat membuka media sosial seperti Facebook dan Tumblr.



Jika dibandingkan dengan smartphone lain di kelasnya, seperti yang bisa Anda lihat di atas, hasil benchmark Redmi 4X hanya kalah dari saudaranya, Redmi Note 4. Mengingat ponsel itu memang lebih mahal, itu bukanlah hal yang aneh.



Selain harga yang lebih murah, satu kelebihan lain dari Redmi 4X jika dibandingkan dengan Redmi Note 4 adalah baterainya yang bertahan lebih lama. Namun, daya baterai yang lebih awet ini harus ditukar dengan layar yang lebih kecil dan resolusi lebih rendah.

Selama pemakaian, saya merasa resolusi HD pada layar 5 inci Redmi 4X sudah cukup, jadi layar yang lebih kecil bukan masalah untuk saya.


Kesimpulan

Dengan harga sedikit di atas Rp2 juta, Xiaomi telah memberikan smartphone dengan performa yang mumpuni. Redmi 4X memang hanya memiliki layar 5 inci dengan resolusi HD, tapi untuk sebagian orang ukuran tersebut sudah cukup, terutama mengingat hal ini membuat baterai Redmi 4X menjadi sangat awet.

Antarmukanya memang sedikit membosankan, tapi ia tidak jelek dan bisa berfungsi dengan baik. Sayangnya, kameranya tidak dilengkapi dengan banyak fitur. Selain itu, performanya saat di dalam keadaan minim cahaya mengecewakan.
 
Xiaomi Redmi 4X
Prosesor Qualcomm Snapdragon 435 1.40GHz octa-core
RAM 3GB
OS Android 6.0 Marshmallow + MIUI 8
GPU Adreno 505
Memori Internal 32GB
Kamera Depan 5MP, Belakang 13MP
Baterai 4.100 mAh
Layar 5 inci HD (1280x720 piksel)
Harga Rp2.099.000 `

Minggu, 11 Maret 2018

Strategi Perikalan Di Media Blog Dan Penjelasannya

Strategi Perikalan Di Media Blog Dan Penjelasannya 

Strategi Periklanan
Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan. Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Strategi iklan harus mampu menjawab pertanyaan dasar dari rancangan sebuah sebuah kampanye periklanan yang dirumuskan dalam 5W + 1H (Suhandang, 2005) yaitu :
– What : apa tujuan iklan ?
– Who : siapa khalayak yang akan dijangkau ?
– When : kapan iklan dipasang ?
– Where : di mana iklan dipasang ?
– Why : mengapa harus demikian ?
– How : bagaimana bentuk iklannya ?
Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang cukup tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor dan analisis mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum merumuskan sebuah strategi (Batey, 2003)
a. Marketing Brief
Hal yang paling pertama sebelum strategi dirumuskan adalah pengetahuan tentang produk. Informasi mengenai produk atau jasa yang akan diiklankan, termuat dalam marketing brief yang dibuat oleh klien (Madjadikara, 2004). Informasi tersebut biasanya meliputi :
– Brand
Merupakan penjelasan apakah merek tersebut adalah merek baru atau merek yang telah lama ada di pasar
– Product knowledge
Penjelasan singkat tentang fitur yang terkandung dalam produk
– Diferensiasi
Keunggulan yang membedakannya dengan kompetitor
– Target Audience
Yaitu segmentasi yang dimaksud oleh suatu produk yang akan diiklankan. Kelompok mana yang akan menjadi target market suatu produk tersebut.
Ketahui TA, pahami betul bagaimana mereka berpikir, bertindak, berperilaku. Amati pola pergaulan mereka. Dengarkan bagaimana mereka berbicara. Apa yang membuat mereka tertarik untuk mendengar. Benda serta warna apa yang bisa membuat mereka menolehkan mata. Kesempatan kita untuk bisa memenangkan perhatian konsumen adalah dalam hitungan detik!
– Analisis SWOT
Tujuan mengetahui SWOT adalah untuk menganalisis suatu produk yang dibandingkan dengan produk pesaing, serta kondisi dan kecendrungan pasar.
– Kompetitor
Produk apa yang menjadi kompetitor dari produk yang akan diiklankan. Dari situ bisa dilihat apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari produk yang akan diiklankan dan produk kompetitornya. juga bisa melihat seperti apa iklan terakhir dari kompetitor tersebut.
b. Creative Brief
Strategi didefinisikan dengan jelas untuk menstimulasi tujuan yang besar yang tertuang dalam rangkuman kreatif atau creative brief yang dibuat untuk agensi dalam menciptakan iklan. Rangkuman kreatif merupakan jembatan strategi dengan kreatifitas periklanan, rangkuman kreatif mewakili situasi sekarang, kompetisi, kondisi pasar dan pertimbangan media. Rangkuman itu menjadi strategi hidup dan memberikan pandangan penting bagi tim kreatif untuk menetapkan strategi dan menentukan ide penjualan utama, yang akan menjadi tema pusat kampanye periklanan.
Masing-masing agensi periklanan mempunyai model rangkuman kreatif yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan produk yang akan di iklankan. Tidak ada model pemasaran yang begitu kaku sehingga anda tak dapat berubah. Tidak ada rumus pemasaran yang begitu ketat sehingga setiap perubahan dilarang. Hanya pedoman strategi tidak boleh berubah sedangkan pedoman taktisnya berupa rangkuman kreatif boleh berubah (Batey, 2003)
Hal-hal yang biasanya terdapat dalam sebuah rangkuman kreatif atau creative brief (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005) yaitu :
1. Tujuan
Aspek pertama yang paling penting sebelum merumuskan strategi periklanan adalah sebuah sasaran atau tujuan. Tujuan itu tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh klien dalam kampanye. Misalnya, membangun kesadaran pada suatu merek, mengkomunikasikan informasi, membuat perilaku atau membangun persepsi.
2. Nyatakan masalah pemasarannya
Masalah biasanya ditemukan setelah dilakukan analisis SWOT.
3. Target Audience
Identifikasi audience sasaran dengan segmen yang sempit berdasarkan faktor demografi, geografis, psikologis, perilaku konsumen dan pola berpikir dan bertindak. Yang harus jadi pertimbangan adalah, semakin luas target Audience maka pesan akan semakin lemah.
4. Keuntungan kunci atau ide pesan utama
Satu ide tunggal yang akan selalu diingat target setelah melihat iklan. Ide penjualan utama atau tema kampanye berdasarkan keuntungan kunci.
5. Alasan konsumen untuk percaya
Benefit yang berbeda dari kompetitor yang juga mengatakan hal yang sama dalam ide penjualan utama atau tema kampanyenya, atau sebuah pernyataan yang bertujuan tunggal dari sudut pandang konsumen yang menunjukkan mengapa konsumen membeli atau tidak membeli produk atau merek tersebut.
6. Gaya / tone
Daya tarik yang digunakan untuk mewakili kepribadian merek. Ciri khas komunikasi yang disampaikan harus bisa membawa atau mewakili pesan periklanan.
7. Dampak yang diharapkan
Pengaruh yang diharapkan melalui periklanan dari khalayak sasaran dan bagaimana iklan ini dapat meyakinkan konsumen.
Inilah Strateginya…
Hal yang paling sulit adalah justru hal yang paling sederhana dari proses pembuatan iklan itu sendiri. Yaitu, Pesan!
Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikee akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan keberhasilan suatu proses komunikasi. Untuk menentukan pesan apa yang akan disampaikan bukanlah sesuatu yang mudah
Kecenderungan client adalah ingin memasukkan sebanyak mungkin pesan. Pihak agency biasanya akan berdalih bahwa komunikasi yang bagus itu adalah yang single message. Tapi untuk menentukan single message itu gimana? Terutama untuk produk paritas dengan USP yang notabene sama dengan produk kompetitor.
P E S A N U T A M A
Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikan akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan keberhasilan suatu proses komunikasi ( Effendi, 1981 ) Jadi penetapan strategi pesan periklanan merupakan suatu keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau gagalnya suatu iklan.
Hal pertama yang harus dilihat dalam iklan adalah keuntungan kunci konsumen atau ide inti sebagai jantung strategi pesan iklan. Kampanye iklan yang efektif sangat berperan besar dalam pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share). Kampanye iklan yang efektif merupakan kampanye periklanan yang didasarkan pada satu tema besar saja. Tema besar ini dikenal sebagai what to say-nya sebuah iklan atau inti dari pesan yang ingin dikomunikasikan kepada audiens.
Kampanye iklan didasarkan hanya pada satu tema besar saja karena keterbatasan daya ingat manusia. Setiap hari pikiran konsumen dibombardir oleh puluhan bahkan mungkin ratusan iklan. Dengan menggunakan satu tema maka kemungkinan akan diingatnya pesan suatu iklan oleh konsumen akan jauh lebih besar daripada menggunakan beberapa tema, hal ini berlaku terutama untuk produk paritas dengan USP yang sama dengan produk kompetitor
Secara empiris hampir semua kampanye periklanan yang hanya didasarkan pada satu tema selalu sukses dijalankan, semua advertising campaigns telah membuktikan keberhasilannya dengan hanya menggunakan satu tema utama saja (Durianto, dkk, 2003). Menetapkan satu tema utama dalam membuat iklan berarti mengkomunikasikan satu hal yang kita anggap penting. Untuk menentukan tema yang tepat, diperlukan suatu analisis terhadap produk secara cermat, mendalam dan konprehensif yang terkait dengan keadaan atau fitur produk, harga, sasaran pasar, tingkat persaingan, aspek demografis, dan unsur lainnya yang terkait (Wibowo, 2003).
Ada banyak strategi pendekatan dalam menganalisis sebuah produk untuk menemukan pesan apa (what to say) yang ingin disampaikan kepada konsumen. Pemilihan strategi yang terbaik adalah tergantung dari produk, kompetitor dan target market.
Dalam prakteknya, beberapa aliran besar teori strategi kreatif yang sering digunakan untuk menentukan pesan atau tema utama yang diangkat dalam sebuah kampanye, yaitu :
Produk benefit / feature oriented
Kreatifitas pesan iklan berfokus pada penonjolan keistimewaan khusus produk (Widyatama, 2005) keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh kompetitor lain dan merupakan sesuatu yang dicari-cari, menjadi ciri khas dan dijadikan alasan bagi konsumen untuk mengguanakan produk tersebut. Aliran ini dipelopori oleh Rosser Reeves sebagai salah satu tokoh Ted Bates Ad Agency pada dekade 1950-an.
Rosser Reeves menggambarkan strategi pesan yang disebutnya dengan istilah “ Unique Selling Proposition ” atau USP ini dalam tiga komponen (www.cashflowseller.com/USP.html) yaitu :
– Iklan harus membuat suatu dalil kepada konsumen.
Masing-Masing iklan harus berkata kepada konsumen akan manfaat spesifik yang diberikan produk
– Dalil tidak dimiliki atau tidak ditawarkan kompetitor manapun.
Dalil harus unik, baik suatu keunikan merek maupun suatu klaim yang tidak dibuat iklan lain. Suatu Dalil Penjualan Unik harus mampu menjawab pertanyaan “Mengapa konsumen membeli produkmu sebagai ganti produk pesaingmu ?”
– Dalil harus sangat kuat sehingga mampu menggerakkan konsumen
Kunci untuk memelihara fokus USP adalah pengulangan. Reeves menggabungkan USP dan pengulangan pesan untuk keberhasilan iklan yang mampu menggerakkan konsumen
Dasar untuk memilih strategi USP ini adalah (Durianto, dkk, 2003) :
– Produk yang diiklankan adalah produk untuk kategori baru (tapi bukan merek baru).
– Benefit produk yang utama belum semua terpakai atau belum dikomunikasikan oleh kompetitor.
– Benefit yang ditonjolkan benar-benar unik dan substansial di mata konsumen.
Dalam perkembangannya strategi ini kemudian memiliki kelemahan dan mulai ditinggalkan, kemajuan teknologi membuat perusahaan dapat membuat produk yang sama yang juga memiliki keunikan dan keistimewaan yang sama dengan kualitas sama. Oleh karena itu semakin sulit bagi konsumen untuk menemukan USP (Ries & Jack Trout, 2002).
Brand image oriented
Merek atau produk diproyeksikan atau dikaitkan pada suatu citra dan kepribadian tertentu melalui kampanye periklanan, pencitraan ini berorientasi pada simbol kehidupan (Widyatama, 2005). Gagasan utamanya adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan secara psikologis dan emosional dari sebuah produk yang digunakan (selain keuntungan fisik yang ada).
Aliran ini dipelopori oleh David Ogilvy dari Ogilvy & Mather pada dekade 1960-an. latar belakang lahirnya aliran ini karena produk yang ada hampir tidak memiliki keunggulan yang berbeda atau unik, maka diciptakanlah image, citra atau personality tertentu untuk membedakannya dengan catatan tidak mengubah image tersebut dalam kurun waktu yang lama (Durianto, dkk, 2003). Acuan penggunaan strategi brand image oriented adalah jika produk bersifat paritas atau produk sejenis yang telah memenuhi pasar dari berbagai merek, sementara merek satu dengan yang lainnya tidak memiliki perbedaan substansial dengan kompetitor.
Iklan-iklan pada masa sekarang umumnya hadir dengan bentuk-bentuk pencitraan dalam rangka untuk membangun sebuah citra merek yang positif dimata konsumen. Bentuk-bentuk pencitraan tersebut merupakan sebuah langkah dari strategi pesan, yang disebut dengan strategi citra merek atau brand image. Dalam strategi citra merek terdapat bentuk strategi yaitu strategi differensiasi. Maksudnya adalah sampai di mana produk atau brand tersebut mampu membangun image khusus, unik, atau berbeda pada masyarakat konsumen (http://www.tanadisantoso.com/v40/review).
Differensiasi sebuah merek untuk memaksimalkan efektifitas sebuah iklan harus dibangun melalui gaya periklanan yang konsisten. Menurut David Aaker (Dalam : Sutherland & Alice K, 2005), Sebuah strategi merek yang konsisten dan ditopang oleh sebuah simbol yang kuat mampu menghasilkan keuntungan besar dalam melaksanakan program komunikasi
Citra merek sebagai strategi differensiasi menurut David Ogilvy (Dalam : Lwin & Aitchison, 2005) adalah :
– Konsumen membeli manfaat fisik dan psikologis, bukan sekedar membeli sebuah produk.
– Periklanan harus menjadi investasi jangka panjang dalam mengembangkan dan mempertahankan citra merek.
Dalam paradigma pemasaran dan periklanan kontemporer, realita merepresentasikan atribut produk atau jasa, sementara citra lebih memproyeksikan value dari brand atau merek. Iklan selalu kaya dengan pencitraan psikologis (Engel, 1994) artinya iklan bukan hanya sebagai penyampai pesan tapi sekaligus pembentuk citra. Image adalah segalanya, orang membeli produk atau jasa lebih karena citranya bukan manfaat.
Produk adalah citra yang menjadi ukuran personaliti seseorang. Dan media pencitraan yang paling canggih saat ini adalah periklanan. Iklan adalah pembentuk citra maka citra adalah simplifikasi, cenderung fokus, single minded (Indrarto, Kompas, Kamis, 6 Maret 2003).
Positioning Oriented
Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran, yakni menempatkan produk pada tangga-tangga atau kotak pikiran calon konsumen (Al Ries & Jack Trout, 2002). Konsep utama dalam strategi periklanan ini adalah berorientasi pada kompetitor, khususnya yang merupakan market leader. Selain itu orientasi positioning juga berdasarkan pada keunggulan atribut, manfaat dan product class atau posisi relatif terhadap kompetitor (Kartajaya, 2004).
Pelopor aliran Positioning adalah Jack trout dan Al Ries, menurut kedua tokoh periklanan ini, agar suatu merek mudah diingat oleh konsumen produk harus “dikaitkan” dengan market leader namun tanpa “head on attack” dengan market leader tersebut (Madjadikara, 2004). Selain berorientasi pada pesaing, positioning harus berorientasi pada target market yang ingin dijangkau.
Karena itu positioning harus membuat produk, jasa atau perusahaan itu dipersepsikan berbeda, tak sekedar beda tapi harus bisa memisahkan diri dari yang lain. Dan yang lebih penting kalau bisa perbedaan itu disukai bahkan ditunggu-tunggu calon konsumen.
Positioning adalah core-nya strategi periklanan. Strategi sendiri adalah upaya untuk menghasilkan posisi yang unik dan valuable di benak konsumen, oleh karena itu strategi positioning hanya akan tepat diterapkan jika (Durianto, dkk, 2003) :
– Strategi USP dan Brand Image tidak relevan dengan kondisi produknya.
– Adanya alasan untuk mengkaitkan suatu produk atau jasa dengan market leader.
– Tidak melakukan head on attack dengan market leader.
Dalam strategi positioning benak konsumenlah yang menjadi medan perang. Positioning merupakan pernyataan yang bisa menghasilkan keunggulan di benak orang yang ingin dituju. Maka dalam menciptakan positioning ada empat acuan yang harus diperhatikan (Kartajaya, 2004 : 14) yaitu :
– Positioning harus dipersepsi secara positif oleh konsumen dan menjadi reason to buy.
– Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif produk atau perusahaan
– Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendeferensiasikan diri dengan pesaing
– Berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan.
HOW TO SAY ?
Kreatifitas iklan adalah how to say-nya sebuah pesan periklanan atau cara yang dilakukan untuk mengkomunikasikan pesan iklan ( What to say ) kepada audiens. Prinsip pertama kreatifitas dalam sebuah iklan adalah bahwa kreatifitas tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Kreatifitas membuka, memilih, kemudian mengatur kembali, menggabungkan, menghasilkan fakta, keahlian dan ide yang sudah ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa kreatifitas adalah penggabungan ide-ide yang telah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Menciptakan iklan yang kreatif tidaklah mudah, karena karya iklan merupakan hasil kolaborasi antara penulis naskah dengan pengarah seni atau antara agen dan klien. (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005). Oleh karena itu pada tahap brainstorming (pencarian ide yang bebas) dalam sebuah kelompok semua ide ditampung untuk kemudian dinilai ulang.
Biasanya saat brainstorming tim kreatif menggunakan strategi tertentu dalam eksekusi kreatif. Strategi tersebut dengan cara melantur, lanturan disengaja untuk tujuan tertentu dengan tetap menjaga relevansinya, maksudnya adalah melantur sejauh-jauhnya namun merelevansikan sedekat-dekatnya (Hakim, 2005).
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam membuat lanturan lanturan untuk menciptakan iklan yang menarik (Hakim, 2005) yaitu :
– Plesetan
Orang tertawa ketika mendengar plesetan karena relevansinya. Relevansi dalam konteks ini mengacu pada kata aslinya yang kemudian diplesetkan.
– Visual produk
penggantian sebuah visual dengan visual lainnya. Mengganti secara keseluruhan, ukurannya atau salah satu elemen.
– Headline atau tipografi
Visual berbentuk susunan kata dari headline atau tipografi yang memuat makna tertentu.
– Logo
menjadikan elemen logo sebagai sumber ide dalam menyampaikan pesan periklanan.
– Makna ganda
sebuah simbol yang dihadirkan untuk mewakili dua benda atau dua hal sekaligus.
– Tokoh sebagai endoser
penggunaan orang terutama yang menjadi publik figur dalam penyampaian pesan.
– Sex
Mengarahkan fikiran konsumen pada hal-hal yang sensual.
– Fungsi produk
Memindahkan fungsi dari suatu produk pada hal yang bersifat positif untuk menambah dramatisasi dari benefit produk tersebut.
Harus diingat sekali lagi, hal yang paling penting dalam lanturan adalah menjaga relevansi dengan pesan yang ingin disampaikan.
Bentuk lain penyampaian Iklan dapat juga dilakukan, seperti:
– Product Shoot
Pengambilan gambar berkonsentrasi pada produk
– Pendekatan Budaya
Penggunaan bentuk budaya lokal untuk menyampaikan pesan penjualan
– Humor
Berhati-hatilah dalam menggunakan cara humor sebagai pendekatan. menurut max sutherland iklan lucu akan mengurangi unsur pesan yang penting, Fokus audience justru akan tertuju pada “lucunya” dan bukan pada inti pesannya.Kata sutherland lagi, iklan lucu hanya efektif jika persepsi orand terhadap pesan sudah dianggap positif (Marketing, 02/IV/Februari 2004)
– Emotional Selling Proposition
Para peneliti iklan telah mengenal secara baik bahwa iklan yang berpengaruh secara positif pada “perasaan dan emosi” target, dapat sangat sukses untuk produk dan situasi tertentu. Oleh karena itu tren ke depan iklan diarahkan pada emosi (Suyanto, 2004).
John Hegarty, seorang pakar periklanan dari biro iklan BBH Amerika(dalam : http://www.pertamina.com/indonesia/head_office) menyebutkan bahwa globalisasi membuat produk-produk memiliki kualitas yang serupa. Sekarang industri lebih banyak bersaing dengan menyentuh emosi dan gengsi konsumen. Artinya saat ini konsumen membeli barang bukan hanya karena keunggulannya tapi lebih karena produk tersebut membuat sang konsumen percaya, merasa yakin dan kemudian jatuh cinta. Semakin besar konsumen tertarik pada emosi semakin besar iklan mengatasi perbedaan-perbedaan kecil yang terkandung dalam setiap produk (Batey, 2003)
Brand ataupun produk dapat dipahami lebih jauh dengan berfokus pada respons emosional yang dibangkitkan melalui pesan-pesan periklanan, respons seperti ini dapat dihubungkan secara erat dengan dorongan atau motif yang disampaikan melalui pesan dan teknik eksekusi iklan (Engel, 1994).
Secara emosional, sebuah merek atau brand dapat dibuat secara berbeda melalui gaya, sikap, cara berkomunikasi, cara pemotretan atau visual dan jenis musik yang digunakan. Perbedaan-perbedaan yang bersifat emosional inilah yang sekarang menjadi strategi pesan periklanan bagi masing -masing produk ( Lwin & Aitchison, 2005).
Emotional branding adalah hal yang utama untuk mendifferensiasi keidentikan iklan yang sekarang sudah melimpah ini (www.markplusnco.com/discussion_view). Itulah yang dimaksud atau merupakan tujuan dari strategi Emotional Selling Proposition. Yaitu Brand didefinisikan sebagai ungkapan emosi atau perasaan yang timbul terhadap sebuah produk, jasa, atau perusahaan melalui kampanye periklanan. Intinya, brand bisa dirasakan efeknya di benak masyarakat konsumen dalam bentuk persepsi.
Menurut Al Ries dan Jack Trout ( dalam : Wirya, 1999) pemasaran merupakan pertarungan persepsi dalam ingatan konsumen. Siapa yang dapat menanamkan persepsi dengan baik di benak konsumen maka dialah pemenangnya.
Perumusan Strategi
Setelah strategi pesan ditentukan maka selanjutnya adalah menciptakan sesuatu secara kreatif, maksudnya adalah bagaimana cara menyampaikan sebuah pesan yang telah ditentukan dengan gaya yang berbeda sehingga dapat menarik perhatian sasaran. Gaya juga berfungsi sebagai pemicu ingatan, pemancing untuk membuat orang ingat kembali. Secara otomatis gaya merupakan asosiasi terhadap identitas merek (Sutherland & Alice K, 2005).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat perumusan kreatifitas iklan (Durianto, dkk, 2003) :
– Directed Creativity
Kreatifitas yang dibuat harus sesuai dengan what to say yang telah ditentukan. what to say ini adalah inti pesan yang ingin disampaikan kepada sasaran, tertuang dalam strategi kreatif dalam bentuk Creative Brief yang dibuat oleh tim kreatif.
– Brand Name Exposure
Brand Name Exposure terdiri dari individual brand name dan company brand name. Brand Name Exposure dianggap penting karena bertujuan untuk mendapatkan brand awareness.
– Positive Uniqueness
Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi yang positif. Pertama-tama iklan harus efektif, kemudian kreatif. Iklan akan menjadi sia-sia jika hanya sekedar kreatif tapi tidak efektif dan menimbulkan asosiasi yang salah dibenak sasaran.
Pesan yang mudah diingat dengan baik adalah yang berkaitan dengan asosiasi indra (Visual), konteks emosional (Cinta, kebahagiaan dan keadilan), kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens, dan hal-hal yang memiliki keutamaan pribadi (Suyanto, 2004).
– Selectivity
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan kepada sasaran dan endoser sebagai pembawa pesan dari iklan tersebut.
Berdasarkan perumusan tersebut di atas maka sebuah pesan periklanan yang disampaikan dengan gaya yang berbeda harus memiliki nilai-nilai, yaitu (Hakim, 2005) :
– Simple
Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering diartikan sederhana, sebagai sesuatu yang dapat dimengerti dengan sekali lihat, tidak banyak elemen tapi komunikatif.
– Unexpected
Iklan yang unik dan tidak terprediksi akan memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dalam otak manusia sehingga mudah diingat.
– Persuasive
Iklan dengan daya bujuk yang kuat akan menggerakkan konsumen untuk dengan dengan brand dan tertarik untuk mencobanya.
– Relevant
Ide harus tetap relevan baik dari sisi rasionalitas maupun dari produknya dan harus ada korelasi dengan positioning dan personality brand.
– Entertaining
Entertaining bukan berarti lucu, dalam skala yang lebih luas berarti harus mampu mempermainkan emosi konsumen. Emosi inilah yang akan mengangkat simpati konsumen terhadap produk
– Acceptable
Yang menilai sebuah iklan adalah konsumen, oleh karena itu penerimaan mereka terhadap iklan harus diperhatikan.
MENEMUKAN
IDE KREATIF
1. Convention
Analisislah kebiasaan ide iklan suatu produk di kategori yang sama. Ditahapan ini kita berfikir inside the box. karena sebelum kita berfikir outside the box kita harus tau dulu seperti apa inside-nya baru kemudian mencari outside-nya.
2. Disturbtion
Ditahapan inilah kita baru berfikir out side the box, mencari sesuatu yang di luar kebiasaan.Buat daftar ide sebanyak-banyaknya.
– Inkubasi: bagian dari ‘stress’, hang ! Tips-nya: Harus keluar dari masalah (refreshing) asal jangan terlalu lama. Diskusikan dengan rekan kerja atau teman ‘Brainstorming’.
– Iluminasi: Tahap “AHA!” Atau “EUREKA!” Sebuah ide Timbul dan memberikan semangat untuk melaksanakan Ide!
3. Kembali ke visi iklan (Brief yang di buat)

Itulah Strategi Perikalan Di Media Blog Dan Penjelasannya

Sumber: https://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/strategi-iklan-teori-pesan-kreatifitas/